my love letter to God

aku datang dan merendahkan diri mencariMu, berbicara mewakili hatiku :
ia kosong dan hampir kering,
tetapi kasih karuniaMu mengalir bagaikan derasnya kawanan air terjun,
sebanyak rintik hujan yang membasahi bumi,
seluas lautan yang terbentang,
dan seindah tetesan air mata.
maka, dahaga yang dikeluhkannya kembali lega.

lalu.. aku kembali datang menghadapMu : ia merintih karena noda, tersakiti dan menangis, ia mengaku pilu, tak dihuni, meradang, perlahan dan semakin ragu. ia tidak meragukanMu, sebaliknya membutuhkanMu, ayahnya. 

 

aku bersandar dibahuMu, mewakilinya : ia sedih dan bertanya, memohon dan berharap. padaMu ia menaruh percaya, menanamkan keyakinan, serta berpegang teguh pada janjiMu.

ia tau bahwa ayahnya adalah yang maha murah, penuh tanggung jawab, dan menepati janji.

ia menjalin kedekatan dengan firmanMu.

aku mendekat dan berbisik kepadaMu :
ia menaruh hati pada seseorang.
ia ibarat kapal,
tegar terhadapi badai,
namun kehilangan arah tanpa nahkoda.
kapal menaruh hati pada berlian,
berlian yang memandu dan memimpin arah kapal,
juga sebagai pelindung.
ia memohon restuMu,
agar kapal dan berlian bersatu.

aku mencium tanganMu : berlian dan kapal akan selalu menyertakanMu, melibatkanMu dalam berbagai tekstur ombak. aku menatapMu dan tersenyum : ia mengucap Amin, dan menunggu terjadi.

 

 

 

surat cinta kepada Tuhan tersayang, ditulis dengan penuh kasih.
(Drimi Padmodimuljo)